Total Tayangan Halaman

Selasa, 07 Januari 2020

SELASA/ 7 JANUARI 2020/ KELAS VA

Tema 6 Kelas 5 SD Subtema 1 Pembelajaran 2

tema-6-kelas-5

Ayo Berdiskusi

Sore itu, Ayah Siti sedang membaca Koran. Di sampingnya, Ibu Siti pun sedang membaca sebuah majalah. Siti pun tak ketinggalan dengan bukunya, ia asyik membaca. Mereka memanfaatkan media cetak untuk mendapatkan informasi. Di meja tamu, tampak segelas teh panas yang masih mengepul untuk ayah. Ada juga es jeruk kesukaan Siti.
Pernahkah kamu membuat teh panas atau es jeruk? Menurutmu, apa saja yang diperlukan untuk membuat segelas teh panas? Apa yang kamu perlukan untuk membuat segelas es jeruk? Untuk membuat segelas teh panas, kamu memerlukan beberapa sendok daun teh dan air panas. Sedangkan untuk membuat es jeruk, kamu memerlukan sari jeruk, air, dan es batu. Bagaimana kamu dapat menentukan bahwa air teh itu terasa panas dan es jeruk itu terasa dingin?

Ayo Membaca

Tangga Nada

Tangga nada adalah urutan nada yang disusun secara berurutan. Misalnya do, re, mi, fa, sol, la, si, do. Ada banyak jenis tangga nada, di antaranya adalah tangga nada diatonis dan pentatonis. Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang mempunyai dua jarak nada, yaitu satu dan setengah. Beberapa alat musik seperti piano dan organ memiliki sistem tangga nada diatonis. Pada sistem tangga nada diatonis, dalam satu rangkaian nada terdapat 7 nada pokok. Nada kedelapan merupakan pengulangan nada pertama.
Tangga nada pentatonis, merupakan jenis tangga nada yang hanya memakai lima nada pokok. Ragam tangga nada pentatonis dibedakan oleh jarak antar nada serta pilihan nada yang didengar. Berdasarkan nadanya, ada tangga nada pentatonis yang menggunakan tangga nada jenis pelog dan tangga nada jenis slendro. Contoh alat musik yang menggunakan tangga nada jenis pelog dan slendro adalah gamelan Jawa. Selain gamelan Jawa, ada juga gamelan Sunda, Bali, Madura, dan Batak.
Tangga nada pelog biasanya menggunakan susunan nada yang berbunyi seperti nada-nada do – mi – fa- sol – si. Salah satu lagu daerah yang menggunakan tangga nada ini adalah lagu Gundhul Pacul dari Jawa Tengah. Sedangkan tangga nada slendro biasanya menggunakan susunan yang berbunyi seperti nada-nada do – re – mi – sol - la. Lagu yang menggunakan tangga nada ini memberi kesan gembira dan lincah. Salah satu contoh lagu dengan tangga nada slendro ini adalah lagu Cublak-Cublak Suweng dari daerah Jawa Tengah.

Kunci Jawaban Tematik Halaman 19

Bersama dengan teman sebangkumu, lengkapilah tabel berikut untuk membedakan tangga nada diatonis dan pentatonis berdasarkan bacaan di atas!
Jumlah dan Nama Nada pada
Tangga Nada Diatonis
Jumlah dan Nama Nada pada
Tangga Nada Pentatonis
7 nada :
Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si, Do
5 nada :
do – mi – fa- sol – si
do – re – mi – sol – la
Kamu tentu ingin tahu lagu-lagu daerah yang menggunakan tangga nada pentatonis! Simaklah lagu-lagu berikut ini! Perhatikanlah nada yang digunakan pada lagu tersebut! Ada berapa nada yang digunakan?
tema-6-kelas-5

Ayo Bernyanyi

Nyanyikanlah kedua lagu tersebut dengan memperhatikan tangga nadanya! Nyanyikanlah secara berulang-ulang hingga kamu dapat menyanyikannya sendiri! Perhatikanlah syair lagu tersebut dengan saksama. Tahukah kamu bahwa tidak semua lagu daerah memiliki arti khusus. Terkadang syair lagu ditulis lebih mementingkan keindahan rima, bukan makna atau syair lagu.
Oleh karenanya, carilah arti lirik pada lagu tersebut. Lalu, tuliskanlah pada tabel. Setelah itu, cari tahu dimainkan pada tangga nada pentatonis yang mana saja kedua lagu tersebut! Lengkapilah tabel berikut!
Aspek
Lagu Cublak-Cublak
Suweng
Lagu Gundhul-Gundhul
Pacul
AsalJawa TimurJawa Tengah
Tangga NadaSlendroPelog
Arti syair laguCublak-cublak suweng,
Cublak Suweng = tempat Suweng.
Suwenge teng gelenter,
suweng berserakan.
Mambu ketundhung gudel
Baunya dituju Gudel
Pak empo lera-lere,
Bapak ompong menengok kanan kiri
Sopo ngguyu ndhelikake,
Siapa tertawa dia yg menyembunyikan
Sir-sir pong dele kopong,
Hati yang kosong tanpa isi
Gundul gundul pacul-cul, gembelengan.
Gundul gundul cangkul, sembrono.
Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan.
Membawa bakul (di atas kepala) dengan sembrono.
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar.
Bakul terguling, nasinya tumpah sehalaman.
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar.
Bakul terguling, nasinya tumpah sehalaman.
KesanGembira dan LincahGagah dan Sakral

Tidak ada komentar:

Posting Komentar