I. Berikan tanda silang (x) pada jawaban yang benar !
1. Sikap dalam menghadapi perbedaan Agama antarteman yaitu..
a. Menghormati teman yang sedang melakukan ibadah.
b. Mengusilkan teman yang berbeda agama.
c. Memilih dalam berteman
d. Membuat keributan ketika ada teman yang sedangmelakukan ibadah.
2. Keberagaman karakteristik yang ada di rumah meliputi,
kecuali…
a. Jenis kelamin c. Usia
b. Kegemaran d. Tempat tinggal
3. Setiap hari Ahad pagi Doni bermain badminton Bersama
dengan teman- temannya, sedangkan
Ayah melakukan Lari pagi di Alun- laun kota. Perbedaan
karakteristik yang ada pada Doni dan
Ayah adalah..
a. Kegemaran c. Usia
b. Fisik d.Tempat tinggal
4. Keberagaman yang terdapat pada gambar di bawah ini
adalah…
a. Agama c. Profesi
b. Usia d. Kegemaran
Soal No 5- 8
Si Pitung
Suatu sore Si Pitung melihat kelakuan anak buah Babah Liem
yang sewenang-wenang.
Babah Liem adalah tuan tanah di daerah tempat tinggal Si
Pitung. Dia dan anak buahnya
sering merampas harta rakyat dan menarik pajak tinggi.
Sebagian hasil rampasan itu
diberikan kepada pemerintah Belanda.
Si Pitung bertekad untuk melawan anak buah Babah Liem.
Kemudian, dia berguru kepada
Haji Naipin, seorang ulama yang juga pandai ilmu bela diri.
Si Pitung cepat menguasai semua
ilmu yang diajarkan oleh Haji Naipin.
”Pitung, gunakan ilmu yang kuberikan untuk membela
orang-orang yang tertindas. Jangan
sekali-kali kau gunakan ilmumu ini untuk menindas orang
lain,” pesan Haji Naipin.
Sekarang Si Pitung sudah siap melawan anak buah Babah Liem.
Dia menghentikan ulah anak
buah Babah Liem yang sedang merampas harta rakyat jelata.
”Heh, Anak Muda! Siapa kau? Beraninya menghentikan kami!”
tanya salah satu anak buah
Babah Liem.
”Kalian tak perlu tahu siapa aku. Yang jelas, aku akan
menghentikan ulah kalian selamanya,”
jawab Si Pitung.
Anak buah Babah Liem menyerang Si Pitung. Namun, Si Pitung
bisamengalahkan mereka
semua. Sejak saat itu, nama Si Pitung terkenal di kalangan
penduduk.
Si Pitung memutuskan untuk mengabdikan hidupnya pada rakyat
jelata. Dia bertekad untuk
mengambil kembali hak yang sudah dicuri oleh tuan tanah dan
mengembalikannya kepada
rakyat. Dia mengajak beberapa temannya untuk bergabung
dengannya.
Kelakuan Si Pitung tidak disukai oleh tuan tanah dan juga
pemerintah Belanda. Mereka
mengeluarkan perintah untuk menangkap Si Pitung. Namun, Si
Pitung amat cerdik. Dia selalu
berpindah tempat sehingga pemerintah Belanda dan juga tuan
tanah tidak bisa
menangkapnya. Karena kesal, pemerintah Belanda menggunakan
cara licik. Mereka
menangkap Pak Piun, ayah Si Pitung dan Haji Naipin.
Salah satu pejabat pemerintah Belanda yang bernama Schout
Heyne mengumumkan bahwa
jika Si Pitung tak menyerah, Pak Piun dan Haji Naipin akan
dihukum.
Si Pitung mendengar berita tentang penangkapan ayah dan
gurunya itu. Kemudian, dia
menghadap Schout Heyne dan menyerahkan diri. Dia tak mau
ayah dan gurunya menderita.
”Pitung, kau telah meresahkan banyak orang dengan kelakuanmu
itu. Untuk itu, kau harus
dihukum tembak,” kata Schout Heyne.
”Kau tidak keliru? Bukannya kau dan tuan tanah itu yang
meresahkan orang banyak? Aku
tidak takut dengan ancamanmu!” jawab Si Pitung.Schout Heyne
benar-benar melaksanakan
ancamannya. Si Pitung
dihukum tembak. Hidup Si Pitung berakhir di ujung peluru.
Namun, kisah kepahlawanannya
tetap dikenang. Si Pitung, si pahlawan rakyat jelata.
Sumber: Dian K, 100 Cerita Rakyat Nusantara, Jakarta: Bhuana
Ilmu Populer, 2014.
5. Tokoh utama dalam cerita “Si Pitung” adalah…
a. Haji naipin c. Babah liem
b. Pak piun d. Si pitung
6. Tokoh antagonis pada cerita “Si Pitung” adalah…
a. Haji naipin c. Babah liem
b. Pak piun d. Si pitung
7. Tokoh yang bernama Haji Naipin pada cerita “ Si Pitung”
merupakan tokoh..
a. Deutragonis c. Antagonis
b. Campuran d. Protagonis
8. Watak si pitung di dalam cerita adalah…
a. Pemberani dan Peduli c. Peduli dan baik hati
b. Pemberani dan penyabar d. Baik hati dan penyabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar